Don't make friends with bad persons, who are negatives or hurt you pyshically and mentally; it makes sense. Don't marry them, it makes sense. Don't make friends or don't have married with someone who are not in your race, your tribe, who don't have faith in the same religion as yours; it doesn't make sense. At all. You are not Hitler. And we've passed millenium, people. All we need is love. Peace, MG.

Monday, January 23, 2012

Homesick

Selasa, 17 Januari 2012
Terjebak di tengah kemacetan ibukota yang menyesakkan rongga dada
Dari tulang belikat sampai mata kaki bersyukur tak di luar hisap asap pekat
Namun duduk menjadi saksi padatnya kendaraan kiri kanan depan belakang juga tak bikin senang
Ruang batin hingga kepala diracuni lelah karena kewajiban yang bukan kehendak
Hening dipecah tanyanya kepada saya, dirinya, segenap warga Jakarta
"Orang kok bisa ya kerja dua puluh tahun kayak gini"
"Ya kamu tanyalah sama diri kamu sendiri, mau gak. Aku sih gak mau"
Ternyata capai dan anjingnya jalanan hari itu bikin tak peka juga bikin sensitif
Lalu air mata kami jatuh
Sebenar-benarnya, sesungguh-sungguhnya
Semudah itu menangis karena miris
Atau malah karena, justru karena itu?


Beberapa minggu kemudian
Bertemu seorang sahabat, salah satu alternatif bernapas di sela kesibukan yang bangsat
Bicara ngalor-ngidul hingga tukar cerita tentang hari itu
Sama-sama menengok ke belakang, pengalaman pribadi masing-masing
Di angkutan umum berdesakan dan macet, bikin pusing
Tapi kami belum berumah tangga, masih punya orang tua, pulang ada sembarang
Di kepala langsung para bapak dan ibu pekerja yang terbayang
Berangkat macet pulang macet, kerja bisa saja karena terpaksa, anak sudah dua
Ternyata banyak yang tahan
Atau malah, banting setir dari manusia jadi robot karena tak tahan?
Dari bibirnya terucap sebuah kesimpulan,
"Semua orang Jakarta itu gila. Kita semua gila"

Alice: But I don't want to go among mad people.
The Cat: Oh, you can't help that. We're all mad here. I'm mad. You're mad.
Alice: How do you know I'm mad?
The Cat: You must be. Or you wouldn't have come here.

Mari kabur, pergi jauh
Sebelum luntur, jiwa luruh
Sumpek itu, bukan rumah
Mari pulang, bahagialah.

Monday, January 2, 2012

Lalu Apa?

Tujuh hari telah berlalu dari malam tahun baru,
yang kabarnya adalah tahun kiamat.
Untungnya, atau sayangnya, waktu tetap melaju
dan napas kadang masih terhela berat.
Bersyukur karena keluarga lengkap, partner hebat, tempat berteduh nyaman, dan aman dari istilah pengangguran.
Melamun ke belakang,
mimpi sendiri seakan menyerang.
"Kalau SMA harus masuk jurusan Bahasa"
"Kalau kuliah harus masuk jurusan Jurnalistik"
"Waktu semester dua berkata: mungkin lebih cocok di media seperti Tempo daripada Kompas"
Kalau yang dulu kalau sudah menjadi telah, lalu apa?
Ketika pada masa lampau bahkan seorang Lennon yang ingin jadi jurnalis menjelma musisi?
Melamun ke belakang,
mimpi ke-tiga kini buat berang,
karena sudah dibuang,
tapi masih dicoba karena tertantang,
dan malah jadi bumerang.
Logika bilang, merumuskan yang masih mau dinoktahkan itu hak istimewa manusia.
Walau si (mungkin) bijak suka berkata, keabsahan rumus masih ditentukan sang pencipta.
Bahagia?

8 Januari 2012
Galeri Foto Jurnalistik Antara