Don't make friends with bad persons, who are negatives or hurt you pyshically and mentally; it makes sense. Don't marry them, it makes sense. Don't make friends or don't have married with someone who are not in your race, your tribe, who don't have faith in the same religion as yours; it doesn't make sense. At all. You are not Hitler. And we've passed millenium, people. All we need is love. Peace, MG.

Thursday, May 26, 2011

Conversation with (Absolutely Not a Desperate) Housewife

I welcome myself to write and share anything in this blog,
Do as your please,
Let me write and share in peace

Sebagai anak pertama dan anak perempuan satu-satunya dalam keluarga, saya termasuk bawel. Bawel dalam artian, saya tidak segan-segan memulai percakapan dengan mama yang berujung curhat, sharing, diskusi, atau debat. Tentang hal-hal apa pun. Mulai dari teman, masalah kampus, mimpi-mimpi saya, partner saya, konsep keperawanan, agama, masakan, fashion, pemain film, hingga hal-hal yang akan selalu berakhir dengan perdebatan tanpa solusi seperti pembicaraan tentang konsep dunia yang hanya ada dalam pikiran saya - sebuah utopia. Percakapan itu mewarnai sore ini, Kamis 26.05.11.

Pembicaraan menarik (bagi saya) ini terjadi dengan keisengan saya menceritakan salah satu keinginan absurd saya untuk tidak memberi anak saya agama ketika lahir, suatu hari kelak jika saya sudah punya anak. Sebuah respon kumulatif yang terpicu salah satunya oleh quotation ini. Reaksi mama kurang lebih persis seperti reaksi partner saya.

"Retti ini gimana.. Mama uda berkali-kali bilang, di mana kita berpijak di situ langit dijunjung. Kalau Retti pengennya kayak gitu, ya jangan hidup di Indonesia. Di Indonesia kita ga bisa hidup seperti itu.."

"Retti mau anaknya Retti diolok-olok temennya, dibilang atheis? Dibilang kafir?"

- Ya kan Retti ga ngelarang anak Retti kalo mau beragama. Gak juga gapapa. Kalo akhirnya dia mau beragama, ya gapapa lah, silakan pilih yang cocok dengan hati kamu gitu

"Lah, ya ga bisa semudah itu donk.. Emang kalau masih kecil dia ngerti apa? Kalau nanti Retti kerja, suami Retti kerja juga. Terus anaknya Retti pendiem gitu, ga suka cerita kayak Retti gini, tiba-tiba di rumah dia diem aja, sedih. Ternyata gara-gara dikucilin sama temen-temennya. Retti tega ngeliat dia sedih kayak gitu?"

- Ya engga lah. Itu juga sih yang bikin Retti ga bakal merealisasikan konsep itu hahaha. Mama kayak Sophan deh ngomongnya

"Emang Sophan bilang apa?"

- Ya kayak yang mama bilang tadi. Terus menurut dia, anak tuh sebaiknya dikasih agama dulu, diarahin. Perkara nanti dia mau pindah atau gimana ya gapapa


"Nah iya maksud mama juga gitu. Ya misalnya papa mamanya dua-duanya Katolik gitu, ya gapapa Katolik dulu. Nanti seiring berjalannya waktu, kalau dia menemukan dirinya dia lebih cocok ke Islam misalnya, ya pindah gapapa.
PINDAH AGAMA ADALAH HAK ASASI SETIAP ORANG.
Kalo Retti punya konsep kaya tadi ya gapapa tapi jangan tinggal di Indonesia. Anaknya Retti bisa menderita kalau tinggal di sini. Iya kalau anaknya Retti sepemikiran kaya Retti, kalau enggak? Menurut mama, Retti egois kalau kaya gitu.
Dan Retti juga JANGAN KESEL KALAU ADA ORANG-ORANG SE-EGOIS RETTI."


Saya merasa tertampar lho. Di pikiran saya terbayang orang-orang atau organisasi-organisasi atas nama agama yang bertujuan memaksakan agamanya pada masyarakat, terutama di Indonesia tempat saya tinggal. Saya jijik hanya dengan membayangkan disamakan dengan mereka.

Ini yang paling saya suka kalau berbicara dengan mama. Kami sering kali berbeda pendapat (seperti orang tua dan anak pada umumnya), namun mama selalu memberi saya perspektif lain yang tidak saya dapatkan dari teman-teman (terutama yang berpikiran sama dengan saya), dosen, atau orang lain yang kebetulan berdiskusi dengan saya. Saya mengagumi banyak wanita cantik dan pintar yang seliweran di luar sana, mereka yang berpendidikan dan berkarya sehingga hasil kerjanya membawa kemajuan di setiap bidang yang mereka tekuni. Tapi mama adalah wanita yang hasil karyanya paling berpengaruh dalam hidup saya, dan mama (hanya) seorang ibu rumah tangga.



"Do you think I'll wake up one morning and regret not being a lawyer?"

"Yes, I'm afraid that you will."

"Not as much as I'd regret not having a family, not being there to raise them. I know exactly what I'm doing and it doesn't make me any less smart. This must seem terrible to you."

"I didn't say that."

"Sure you did. You always do. You stand in class and tell us to look beyond the image, but you don't. To you a housewife is someone who sold her soul for a center hall colonial. She has no depth, no intellect, no interests. You're the one who said I could do anything I wanted. This is what I want."




So I have the best mom in the entire universe, I couldn't expect more. And I know what I want to be. Absolutely not a housewife, but more.


1 comment: